abu bakar mangun

Selasa, 23 April 2013

Cerita Fabel dan Drama Manusia

Abubakar Mangun

Dari sekian buku yang berjejer dan ditawarkan kepada pengunjung dalam acara bazar buku murah di Yogyakarta (1-5/3), buku yang menarik bagi saya adalah buku dongeng. Buku dongeng ini berjudul Kisah Legenda Sang Kancil karya Gamal K (2003). Buku dongeng ini dipertegas dengan kalimat dongeng sebelum tidur untuk penunjang pendidikan moral dan budi pekerti.
Buku dongeng ini mungkin saja diperuntukkan bagi anak-anak, tapi apa salahnya kita (orang dewasa) juga membaca. Apa yang menarik dari buku dongeng ini?. Selain penegasan diatas, bahwa dari cerita fabel, kisah Kancil yang dicirikan sebagai hewan kecil yang memiliki kecerdasan dan kecerdikan yang tinggi, juga menceritakan bagaimana Kancil ini memainkan praktik “politik” dengan berbagai varian muslihat yang jitu. Sebagai hewan yang berukuran kecil dengan keterbatasan energy untuk melawan hewan lain yang memiliki kelebihan,  baik secara fisik maupun kekuatan dengan kekerasan, tidak ada lain yang dapat diandalkan selain akalnya. Ia memainkan strategi manipulasi, provokatif, janji-janji manis dan memanfaatkan peristiwa lain yang menyertainya sebagai pembenaran.

Beberapa media akhir-akhir ini, memberitakan sepak terjang Anas sebagai (mantan) ketua umum partai yang sedang berkuasa. Apa yang menarik dari sosok Anas?. Anas acap kali memberikan pernyataan-penyataan yang bersayap, metaforis dan kaya tafsir. Terutama sekali dengan “Sengkuni”nya yang digambarkan dengan perangainya yang tidak baik. Kalau begitu, menarikkah drama-drama dalam pewayangan dan dongeng atau cerita fabel untuk disimak?. Dalam banyak hal, cerita fabel sepertinya menggambarkan bagaimana kelakuan binatang yang memerankan tabiat manusia, menjalankan aktivitasnya dengan pola resistensi antara sisi baik dan buruk. Biasanya yang memainkan peran sisi baik adalah si Kancil dan sisi buruknya dimainkan oleh Harimau.

Kancil dan Tabiatnya
Si Kancil selalu beradaptasi dengan situasi tersulit apapun, bahkan telah mengancam keselamatan jiwanya, ia masih bisa menenangkan dirinya dan mencari solusi yang memadai baginya. Ketika hewan yang lebih kuat darinya, misalnya Harimau (dan biasanya hewan ini selalu menjadi lawan mainnya dalam beberapa serial) mengancam keselamatannya, si Kancil dengan cerdik menggunakan kolega atau actor-aktor ketiga di sekitarnya agar terlibat dalam drama yang menegangkan tersebut dan kalau perlu mengorbankannya. Jika actor ketiga tidak ada, biasanya menggunakan sumber daya lain di sekitarnya sebagai tameng dan memainkan sifat  keserakahan sang lawan dengan mengiming-imingkan tawaran-tawaran yang menggiurkan. Pada adegan ini, biasanya berakhir pada kekalahan sang lawan lantaran keserakahannya sendiri.

Yang menarik, dalam sub bab Keadilan Nabi Sulaiman, Si Kancil yang menjabat sebagai Perdana Menteri membunuh tujuh ekor anak Berang-berang yang sedang bermain. Apa alasannya? Lantaran kedua orang tua anak Berang-berang ini menangkap Ikan untuk santapan bersama anak-anaknya. Karena membunuh Ikan, maka si Kancil merasa bahwa kelakuan keluarga Berang-berang ini tidak positif, maka mesti dihabisi. Secara kebetulan pada kesempatan yang sama suara burung Gagak bersahut-sahutan, dan itu menandakan ada situasi genting. Kesempatan ini digunakan oleh si Kancil untuk menghabisi anak Berang-berang tersebut. Pembelaan si Kancil atas perbuatannya di hadapan Nabi Sulaeman sangat sederhana bahwa suara Gagak tersebut menyebabkan ia mengambil berbagai jurus karena berasumsi bahwa bahaya semakin mendekat, dan karena varian gerakan yang dilakukan itu tanpa sengaja dan tidak sadar kalau anak Berang-berang itu terinjak-injak olehnya. Artinya, ada peristiwa lain yang menjadi alasan pembenaran bagi tindakannya, dengan sendirinya menutupi fakta sesungguhnya bahwa si Kancil telah dengan sengaja menghilangkan nyawa anak-anak Berang-berang tersebut.

Proyeksi Fabel (politik kita)
Bagaimana cerita si Kancil,cs menggambarkan actor-aktor politik kita. Drama diatas panggung bak proyeksi sederhana dari kehidupan dalam cerita fabel. Seolah buku Sang Kancil layaknya proyektor yang menyorot ke layar lebar, dan kita temukan bagaimana elit politik memainkan adegan-adekan dengan berbagai muslihat yang termaktub dalam cerita fabel tersebut. Tidak ada lawan dan kawan, pilihannya antara mengorbankan atau dikorbankan atau melawan. Pada posisi tersulit, seseorang akan menggunakan cara-cara untuk melawan, baik secara softpower atau dengan kekerasan. Lagi-lagi tergantung pada kondisi, sebab antara kondisi dan situasi dengan metode membela diri adalah sebuah paket rangkaian konstruksi perlawanan.

Akhir-akhir ini, media begitu gencar memberitakan kegaduhan politik nasional kita. Diantaranya, korupsi yang melibatkan actor-aktor politik dan faksionalisasi di tubuh partai yang menyebabkan lahirnya peta konflik yang jelas, antara mana lawan dan kawan. Peristiwa demi peristiwa yang diberitakan, saya kira dalam tulisan ini bukan domainnya untuk memberikan komentar apalagi memposisikan benar dan salah. Akan tetapi, penegasannya adalah bahwa dari cerita si Kancil,cs, actor - actor siapapun itu, akan selalu mereposisi dirinya sebagai individu yang tak terkalahkan dengan berbagai cara. Ia akan selalau mereproduksi wacara sebagai upaya pembelaan dan menarik simpati public dalam gerbongnya. Apakah sifatnya provokatif atau muatan makna lain, sepanjang menguntungkan bagi kepentingannya akan terus dilakukan.

Aktivitas politik tidak pernah terlepas dari taktik, seperti aktivitas si Kancil dalam negara rimbanya. Dengan berbagai cara melakukan perlawanan yang bertumpu pada kecerdasan dan kecerdikannya. Sebab dengan kekerasan, tentu bukan pilihan rasional baginya dan rasanya tidak keren. Dari segi postur tubuh, sudah jelas tidak memadai untuk melawan postur yang lebih besar darinya.

Dari cerita fabel, yang selalu menjadi klimaks adalah; Pertama, kebenaran akan selalu mengalahkan kebathilan. Sama halnya dalam dunia politik, bahwa jangan mengira kejahatan, kebusukan dan semacamnya  tidak akan terkalahkan.Kedua, kesabaran akan selalu mendatangkan hasil. Ketiga, bahwa biasanya individu atau actor yang tidak pernah dianggap, justru memiliki kekuatan yang menakjubkan dan akan dikerahkan pada saat situasi tersulit. Keempat, sebesar apapun postur tubuh anda, tanpa disertai kecerdasan anda akan tumbang. Kelima, bahwa moral yang baik adalah senjata yang paling mematikan.  *** 

SHARE THIS POST   

2 komentar :

  1. http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/mana-lebih-penting-kecantikan-fisik.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/kisah-pria-dengan-kanker-penis-ini.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/insiden-tembalkan-dan-ledakan-terjadi.html

    QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus